Sejarah Digital Audio Player
Posted On Senin, 03 November 2008 at di 13.21 by Admin
Peranti MP3 Player yang kita kenal sekarang ternyata melalui beberapa proses pengembangan demi kesempurnaan sebuah produk. Ide awalnya bermula dari kemunculan peranti portable CD player serta Mini disc player. Boleh jadi produk keduanya merupakan pionir dari digital audio player.
Generasi pertama non-menchanical digital audio player masuk ke pasaran AS melalui produk Eiger Labs MPMan F10, sebuah peranti audio portabel dengan memori sebesar 32MB dirilis pada musim panas 1998. Peranti ini begitu sederhana sekali serta pengguna tidak bisa menambah sendiri memorinya, jika ingin menambah kapasitas memori menjadi 64MB pengguna harus mengirim player kembali ke Eiger Labs dengan membayar sebesar 69 Dollar AS ditambah biaya pengiriman sebesar 7,95 Dollar AS.
Generasi kedua Digital Audio Player (DAP) adalah produk Rio PMP300 diproduksi oleh Diamond Multimedia, diperkenalkan ke pasar untuk pertama kalinya pada September 1998. Rio meraup sukses besar selama Natal 1998 angka penjualannya melampaui perkiraan, sehingga memacu keinginan para investor untuk tergiur menginvestasikan modalnya di bisnis musik digital. Kesuksesan Diamond Multimedia ini bukan tanpa kerikil tajam yang menyertainya. Tercatat asosiasi industri rekaman Amerika (RIAA) melayangkan proses hukum bahwa peranti yang dibuatnya telah melanggar hak cipta melalui praktek pengkopian musik secara tidak sah. Gugatan pihak RIAA akhirnya kalah karena tidak terbukti adanya pelanggaran hak cipta. Dan pihak Diamond sebagai kubu yang memenangkan kasus di pengadilan dengan mendapat dukungan dari Sony Corp. serta Universal City Studios. Sejak saat itu ditetapkan bahwa digital audio player adalah peranti legal.
Generasi selanjutnya yaitu Sensory Science's Rave MP2100, I-Jam IJ-100, dan Creative Labs Nomad. Semuanya portabel, kecil serta ringan namun sayang hanya mampu menyimpan 7 hingga 20 lagu dalam kecepatan kompresi rata-rata transfer data atau bit rate 128 kbit/s. Menggunakan koneksi lebih lambat karena menggunakan koneksi parallel port untuk memindahkan file audio dari PC ke player, perlu diingat karena aat itu umumnya PC menggunakan OS Windows 95 serta NT, keduanya belum mendukung penggunaan koneksi USB terbaru. Pada tahun 2000 penggunaan USB sudah umum digunakan, kebanyakan player telah mengadopsi standar USB.
Di akhir tahun 1999, Compaq menciptakan sebuah kemajuan yang signifikan di dunia DAP melalui pembatasan ruang (space) menggunakan hard disk laptop untuk menyimpan lagu. Penggunaan teknologi ini lebih baik daripada penggunaan flash memory kapasitas rendah. Maka lahirlah produk Personal Jukebox (PJB-100), diproduksi dibawah lisensi HanGo Electronics, memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 4,8GB, dapat menampung sekira 1200 lagu (setara dengan 100 keping CD, itulah alasannya mengapa kode produknya menggunakan angka 100 seperti tertera pada kode produknya dengan nama PJB-100), ini adalah tonggak sejarah dimana digunakannya istilah “Jukebox” untuk segmen digital audio player. Segmen ini pada akhirnya menjadi tipe yang dominan dari peranti digital audio player. Juga di akhir tahun 1999, lahir produk digital audio player lainnya yaitu Empeg Car (berganti nama dari sebelumnya Rio Car setelah diakuisisi oleh SonicBLUE dan produk tersebut ditempatkan di lini produk Rio untuk produk MP3 Player). Player ini menawarkan beberapa kapasitas penyimpanan mulai 5GB sampai 28GB. Ternyata produk ini jeblok di pasaran tidak sesuai dengan harapan pihak SonicBLUE, akhirnya produk ini di-discontinue alias tidak diproduksi lagi sejak musim gugur 2001. Potensi pasar audio digital player masih terbuka dan masih menggiurkan para pemodal kelas kakap untuk bermain di bisnis musik digital. Rasanya tidak ada kesan pasar audio digital player akan mengalami titik jenuh setidaknya untuk 5 tahun kedepan. Pada tahun 2001 lahir lah produk audio digital player yang begitu populer di kalangan anak muda yaitu iPod generasi pertama dari pabrikan teknologi Apple Computer. Sebuah produk yang menggabungkan peranti lunak iTunes serta penciptaan bisnis download musik legal, menembus pasar di seluruh dunia. Dengan total penjualan Oktober 2004 saja iPod mendominasi total penjualan digital music player di AS, lebih dari 90% pasar player berbasis hard-drive dan lebih dari 70% pasar semua tipe player. Laris manis di pasaran dengan total penjualan sekira 30 juta unit dalam rentang waktu selama 4 tahun. Apple memposisikan iPod memiliki "efek halo", mendorong pengguna produk non-Apple untuk beralih produk Apple lainnya, seperti komputer Macintosh. Kompetitor iPod hadir untuk ikut serta menikmati manisnya “kue” pasar audio music digital, salah satunya datang dari pabrikan berasal dari Negeri Ginseng dengan produknya iRiver.***








