CDMA, Solusi Internet Nirkabel

SEPERTI kita ketahui bersama jaringan kabel telepon yang dimiliki Telkom belum merata dinikmati oleh masyarakat. Karena keterbatasan infrastruktur jaringan yang tidak bisa menjangkau seluruh pelosok. Sedangkan untuk membangun jaringan baru membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Jadi untuk mendapatkan sambungan telepon kabel ke rumah akan mengalami kesukaran. Untuk mengatasi itu semua tidak ada jalan lain kecuali menggunakan sarana telepon bergerak (mobile phone) untuk mendapatkan akses internet. Teknologi telepon bergerak yang saat ini beroperasi di Indonesia yaitu GSM dan CDMA dengan dukungan beberapa operator yang menawarkan pilihan produk yang begitu beragam sehingga kadang-kadang membuat bingung dalam memilih produk yang cocok dari produk yang ditawarkan masing-masing operator. Baik operator berbasis teknologi GSM dan CDMA. Sedangkan untuk CDMA sendiri terbagi dua menurut lisensi yang dikantongi masing-masing operator. Begitu juga teknologi CDMA yang digunakan ada 2 yaitu CDMA2000 1X dan CDMA2000 EV-DO. Soal lisensi ini akan berpengaruh pada daya jangkau layanan. Sebagai contoh Flexi dan Esia mengantongi lisensi sebagai operator fixed wireless (telepon tetap). Akibatnya pengguna jasa dua operator ini “terbatas” ruang geraknya. Memang kedua pengguna operator ini bisa bebas menelepon ke berbagai tempat tetapi handphone yang digunakan tidak bisa digunakan diluar dari area yang telah ditetapkan. Bisa dikatakan pengguna Flexi layaknya pelanggan Telkom dan pengguna Esia sebagai pelanggan Ratelindo. Dengan tarif sama dengan telepon rumah bedanya cuma satu yaitu nomornya bisa ditenteng kemana-mana yang dapat digunakan dalam sebuah handphone di satu area. Meskipun menggunakan basis teknologi yang sama yaitu teknologi CDMA, Fren dari Mobile-8 sangat berbeda dengan Esia dan Flexi. Baik dari sisi teknologi dan lisensi yang dikantongi oleh operator ini memang tak sama. Dari sisi teknologi Mobile-8 menggunakan teknologi CDMA2000 EV-DO dan lisensi yang dikantongi mereka adalah seluler. Dengan lisensi seluler, maka pengguna handphone CDMA dengan nomor yang dikeluarkan mobile-8 lebih leluasa ruang geraknya sama halnya dengan pengguna handphone GSM. Dan tarif yang digunakannya pun tarif seluler alias tarif mahal namun mempunyai kecepatan data yang tinggi. Ada kualitas pasti ada harganya setara dengan fasilitas yang diberikan. Kenapa harus cdma? Code Division Multiple Access (CDMA) sebetulnya sudah lama ada di Indonesia. Popularitasnya ikut menanjak setelah Telkom meluncurkan layanan telepon bergeraknya yang berbasis teknologi cdma, Telkomflexi. CDMA bukanlah teknologi baru melainkan pengembangan dari teknologi yang sudah ada sebelumnya yaitu Advance Mobile Phone System (AMPS) yang dulu dipakai oleh Komselindo namun akhirnya kalah bersaing dengan teknologi GSM pada saat masuk ke Indonesia dan berhasil mendominasi peta persaingan komunikasi bergerak (mobile). AMPS merupakan data analog dengan panjang gelombang 30KHz hasil pemecahan dari spektrum frekuensinya. Sedangkan CDMA frekuensinya diperbanyak hingga 128 kali pada gelombang 800 dan 1900 MHz. CDMA diyakini tidak hanya bisa mengungguli AMPS juga dianggap bisa melebihi GSM lewat kelebihan yang bisa ditawarkan oleh CDMA yaitu kemampuan yang besar untuk menampung penelepon lebih banyak dalam satu jaringan seluler, dengan suara lebih jernih. Berhubung dari hasil pengembangan yang terus menerus secara teknis CDMA lebih bagus daripada AMPS bahkan GSM. Teknologi AMPS merupakan teknologi generasi pertama telepon seluler yang berasal dari AS. Militer AS merupakan institusi pertama yang menggunakan teknologi ini untuk komunikasi intelijen selama perang. Berbeda dengan GSM (teknologi Eropa) yang saat ini diadopsi banyak operator seluler di seluruh dunia dalam hal teknologinya jauh lebih terbuka, jika dibandingkan dengan teknologi CDMA yang bisa disebut eksklusif karena hanya satu perusahaan yaitu “Qualcomm” yang memiliki “rahasia dapur” teknologi CDMA. Seperti telah disebutkan diatas operator CDMA di Indonesia dalam hal penggunaan teknologi terdapat dua teknologi yang digunakan yaitu CDMA2000 1X dan CDMA2000 1X EV-DO. Perbedaannya terletak pada kecepatan transfer data, untuk CDMA2000 1X memiliki kecepatan transfer data hingga 153,6 kbps Kecepatan sebesar itu tentu lebih unggul 3 kali lebih cepat dari koneksi internet dial-up yang biasa dipakai di rumah dan perkantoran yang hanya mempunyai kecepatan transfer data 52kbps dengan menggunakan modem56k. Sedangkan CDMA2000 1X EV-DO memiliki transfer data hingga 2,4 mbps. Teknologi CDMA2000 1X EV-DO sangat cocok diimplementasikan untuk melayani layanan komunikasi full multimedia interaktif seperti video messaging& streaming, video conferencing bisa anda nikmati . Dengan kecepatan transfer data sebesar itu bisa dikatakan teknologi CDMA2000 1X lebih unggul daripada GSM. Karena kecepatan transfer data GSM yang ada di Indonesia baru mencapai generasi 2,5 (2,5G) dengan layanan komunikasi data GPRS-nya hanya mampu mentransfer data hanya 56kbps sampai 115kbps. Teknologi CDMA2000 1X EV-DO hanya bisa disaingi oleh teknologi EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) yang merupakan evolusi teknologi dari GSM atau lebih dikenal dengan teknologi 3G (generasi ketiga) dengan kecepatan transfer data hingga 384kbps karena kecepatan transfer data sebesar itu terkadang teknologi ini disebut GSM384 atau EGPRS (Enhanced General Packet Radio Service). Teknologi ini sudah masuk ke Indonesia malah salah satu operator GSM sudah meluncurkan layanan transfer data berkecepatan tinggi (EDGE) beberapa waktu lalu. Namun sayang handset yang dapat mendukung EDGE masih jarang ada di pasaran dan walaupun ada harganya relatif lebih mahal dari handset CDMA.

Posted in Label: |